Pemkot Surabaya akan menggelar Vaksinasi Massal bagi 10.190 Warga Rusun, Namun arahan dari Kepala DPBT: "Kalau tidak mau Swab, tidak mau Vaksin, mereka tidak boleh tinggal di Rusun"


[Pemkot Surabaya ketika menggelar Test Swab Massal di salah satu dari 18 Rusunawa]



Surabaya | Jurnal Jawapes - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita memastikan, berdasarkan data yang diperoleh, total penghuni yang sudah di swab mencapai 1.877 orang. Angka tersebut merupakan jumlah dari 18 rusun yang dikelola oleh Pemkot Surabaya. Ke depan, swab massal ini bakal terus dilakukan sampai semua penghuni dinyatakan telah mengikuti tes swab.

Febria Rachmanita juga memaparkan 18 rusun yang dilakukan tes swab secara serentak diantaranya yakni Rusun Penjaringansari I – 1V, Gunung Anyar, Pesapen, Keputih, Siwalan Kerto I – II, Jambangan I –II, Wonorejo, Romokalisari, Sombo, Tambak Wedi, Indrapura, Urip Sumoharjo, Bandarejo, Dukuh Menanggal, Grudo, Dupak Bangunrejo, Tanah Merah dan Rusun Randu.

“Kita berharap semua penghuni tidak keberatan untuk tes swab. Ini demi keselamatan warga Surabaya. Semakin banyak testing kita maka kita akan segera bisa melakukan treatment. Supaya Surabaya segera bebas dari pandemi,” pungkas sebelumnya dilansir melalui situs resmi Pemkot Surabaya, Selasa (25/05).

Disamping itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkot Surabaya juga akan menggelar vaksinasi tahap ketiga mulai 5 Juni 2021. Vaksinasi tahap ketiga ini, salah satunya bakal menyasar sekitar 10.190 warga penghuni di 18 rusunawa Surabaya.

"Jadi nanti sekitar tanggal 5 Juni mereka (penghuni rusun) kita lakukan vaksin massal seluruh rusun. Arahan dari Kepala Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah (DPBT), kalau tidak mau swab, tidak mau vaksin, mereka tidak boleh tinggal di rusun," kata Kepala Dinkes Surabaya, Febria Rachmanita, Selasa (01/06) dikutip melalui situs resmi Pemkot Surabaya.

Kadinkes yang akrab disapa Feny ini menyatakan, bahwa vaksinasi bagi para penghuni rusun ini penting dilakukan untuk menghindari penularan Covid-19. Apalagi, setiap kamar di rusunawa jaraknya dekat dan dihuni banyak orang. "Banyak orang dan rapat sekali ruangan-ruangannya. Sehingga memang wajib vaksin untuk menghindari (Covid-19)," ungkapnya.

Di samping para penghuni rusun atau masyarakat umum, vaksinasi pada tahap ketiga ini juga menyasar beberapa kelompok masyarakat. Seperti Disabilitas, MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) dan ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa). Sedangkan untuk SDM pendidikan jenjang SD dan SMP di Surabaya, vaksinasi sudah mencapai 100 persen. "Nah, pada tahap 3 mulai tanggal 5 Juni itu, kita juga sisir dari MBR, Disabilitas sama ODGJ," terang Feny.

Sebelumnya, pasca Lebaran 2021, pemkot juga menggelar swab massal bagi seluruh warga penghuni di 18 rusunawa Surabaya. Dari total 10.240 jumlah penghuni rusun yang mengikuti swab, sekitar 50 orang dinyatakan positif.

Feny mengungkapkan, rata-rata penghuni rusunawa yang positif ini mengaku dari bepergian ke luar kota. Dan, mereka baru tiba di Kota Surabaya sekitar H+5 pasca libur lebaran. "Mereka rata-rata dari luar kota. Mereka mengatakan baru datang mudik, kurang lebih 4-5 hari (pasca lebaran) mereka sudah sampai ke Surabaya. Jadi kita swab pada saat hari kelima mereka datang," ujarnya.

Meski demikian, Feny menyatakan, bahwa para penghuni rusunawa yang positif ini sudah melakukan isolasi mandiri di Hotel Asrama Haji Surabaya. Sementara untuk 18 lokasi rusunawa, sudah dilakukan sterilisasi. "Semua (penghuni positif) sudah isolasi mandiri di Hotel Asrama Haji. Tetapi banyak yang sudah pulang (sembuh) pada saat ini. Rata-rata usia produktif dan mereka tanpa gejala," kata dia.

Menurut Feny, karena di Hotel Asrama Haji petugas kesehatan memberikan obat dan vitamin, sehingga warga penghuni rusun ini cepat sembuh. Meski begitu, warga penghuni rusun yang sebelumnya positif itu memang mayoritas belum menerima vaksin. Oleh karenanya, dari total 10.240 warga yang tinggal di 18 rusun itu, 10.190 di antaranya bakal dilakukan vaksinasi massal.

"Karena dari total 10.240 itu yang positif ada 50 orang, sehingga belum bisa divaksin. Nah, mayoritas mereka (warga rusun) memang belum divaksin dan tidak mau divaksin. Makanya setelah mereka kita swab semua, kita beri pengertian dan sebagian besar sudah mau vaksin," pungkasnya.


[Surat Edaran/Pengumuman yang hampir ada di setiap 18 Rusunawa Surabaya]


Disamping itu hampir sama seperti sebelumnya, ketika akan menggelar Test Swab yang akan diadakan di setiap 18 Rumah Susun Sewa (Rusunawa) yang ada di Kota Surabaya beredar Surat Edaran atau Pengumuman yang ditandatangani oleh MT. Ekawati Rahayu, SH, MH selaku Kepala Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah (DPBT) pada 25 Mei 2021 lalu yang mengatakan: Bagi Penghuni Rusunawa Yang Tidak Mengikuti Kegiatan Test Swab Atau Namanya Tidak Ada Dalam Hasil Test Swab Dinas Kesehatan Agar Mencari Tempat Hunian Lain Di Luar Rusunawa.

Namun kini Surat Edaran atau Pengumuman akan diadakannya Vaksinasi Massal yang juga ditandatangani oleh MT. Ekawati Rahayu, SH, MH selaku Kepala Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah (DPBT) per tanggal 2 Juni 2021 pada penutup kata-kata pengumuman mengatakan: Penghuni Yang Memenuhi Syarat Dan Tidak Menyerahkan Foto Copy KTP/Tidak Bersedia Di Vaksin Agar Mencari Tempat Hunian Lain Di Luar Rusunawa.

Ketika awak media mencoba untuk melakukan klarifikasi maksud dari kata-kata tersebut kepada MT. Ekawati Rahayu, SH, MH selaku Kepala Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah (DPBT) di Pemkot Surabaya sedang tidak ada ditempat, namun oleh salah satu seorang staff pengurus Rusunawa di kantor dinas tersebut diarahkan untuk menemui Humas Pemkot Surabaya.

Sesampai di Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara selaku Kabag Humas Pemkot Surabaya juga sedang tidak berada ditempat. Namun oleh salah satu staff Humas Pemkot Surabaya memberikan penjelasan terkait kata-kata dari Kepala Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah (DPBT) yang mungkin terkesan sangat memaksa, mengintimidasi atau terkesan kurang memberikan edukasi serta sosialisasi diadakannya kegiatan tersebut.

"Sebenarnya bukan bermaksud mengusir atau pun mengintimidasi warga rusun yang tidak mau test Swab atau pun tidak mau Vaksinasi, namun hal ini semata-mata bentuk kepedulian Pemerintahan Kota Surabaya kepada warga yang tinggal di rusun untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” kata salah satu Staff Humas yang mewakili Kabag Humas Pemkot Surabaya yang meminta kepada awak media untuk tidak perlu menulis penjelasan ini, Rabu (02/06).

Sambungnya, “Kami mohon pengertiannya kepada semua warga, kita harus mau memeriksakan diri. Kalau ada yang belum dan tidak mau, kami tidak akan berhenti untuk tetap terus mengingatkan dan bila perlu menjemput bola secara door to door ke pemukiman setiap warga dan jangan sampai terjadi klaster baru lagi seperti sebelumnya” pungkasnya.

Sementara itu, Junihari selaku Ketua Umum DPP Jawapes Indonesia mengaku sangat prihatin terhadap kondisi yang saat ini terjadi ditengah-tengah masyarakat. Ditengah pandemi yang masih belum dinyatakan berangsur surut, situasi ekonomi masyarakat masih banyak yang morat-marit dan krisis sosial kerap kali terjadi ditengah-tengah masyarakat. Junihari juga meminta program pemerintah untuk Test Swab dan Vaksinasi Massal harus tetap dijalankan demi memutus mata rantai sebaran Covid-19, namun Pemkot Surabaya juga harus tetap humanis dalam menghadapi masyarakat karena hal ini tidak lepas membutuhkan kerjasama setiap elemen masyarakat untuk mensukseskan program pemerintah dalam Vaksinasi Massal.

"Saya yakin warga Surabaya pasti sangat berterimakasih dan bisa mengerti kondisi saat ini dengan adanya kegiatan Test Swab dan Vaksinasi Massal yang diadakan oleh Pemkot Surabaya, namun alangkah baiknya jika edukasi serta sosialisasi kegiatan tersebut diselenggarakan secara humanis lebih intens dalam arti lebih memanusiakan masyarakat, agar program Vaksinasi Massal bisa lebih tepat sasaran", ujarnya.

Lanjutnya, "Sekali lagi saya tegaskan, kami dari Jawapes Indonesia turut mendukung program pemerintah untuk Test Swab serta Vaksinasi Massal harus tetap dijalankan demi memutus mata rantai sebaran Covid-19, namun saya meminta kepada Pemkot Surabaya juga harus tetap humanis dalam menghadapi serta melayani Vaksinasi Massal untuk masyarakat, karena hal ini tidak lepas membutuhkan kerjasama setiap elemen masyarakat untuk mensukseskan program pemerintah dalam Vaksinasi Massal", pungkasnya. (Hasan)

Baca Juga

kali berita ini telah dibaca

Posting Komentar

0 Komentar

Pujo Asmoro

Pimprus Media Jurnal Jawapes. WA: 082234252450

Countact Pengaduan