Banyumas | Jurnaljawapes - Ketua DPR RI Puan Maharani meresmikan Pasar Banyumas, Jawa Tengah, yang baru saja direhabilitasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Ia berharap peningkatan infrastruktur di Pasar Banyumas dapat semakin menunjang distribusi bahan pokok dan menggerakkan UMKM daerah.
“Pasar adalah tempat kita dapat mengukur dan merasakan kekuatan serta kesehatan ekonomi rakyat. Ketika pasar itu ramai, maka InsyaAllah ekonomi rakyat juga sedang sehat,” ujar Puan dalam acara Peresmian Pasar Banyumas, Rabu (6/7/2022).
Dalam peresmian ini, Puan juga turut menandatangani prasasti Pasar Banyumas. Menurutnya, pasar yang bersih dan memadai dari segi fisik sangat penting agar pedagang maupun pembeli merasa nyaman saat bertransaksi.
“Ketika sebuah pasar itu bangunannya sudah tidak layak, atau kotor dan sebagainya, tentu menjadi cerminan dari kondisi ekonomi sosial masyarakat sekitar. Maka saya menyambut baik selesainya rehabilitasi bangunan Pasar Banyumas,” tuturnya.
Setelah direhabilitasi, Pasar Banyumas yang dibangun 2 lantai itu kini memiliki 81 kios serta 191 los sayur dan daging. Puan berharap kebersihan dan kenyamanan Pasar Banyumas terus dipertahankan.
“Sekarang tempatnya bersih, nyaman. Kalau pembeli makin nyaman bisa-bisa mereka makin lama di pasar dan Insya Allah belanjanya lebih banyak,” sebut Puan.
“Kepada Kementerian PUPR, setelah peresmian ini saya minta agar tetap dipantau kondisi bangunan. Jika ada yang kurang tolong segera dibetulkan supaya pedagang di sini tetap senang,” lanjut perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Setelah acara peresmian, Puan langsung meninjau kondisi Pasar Banyumas. Para pengunjung dan pedagang menyambut meriah Puan saat berjalan menyusuri koridor kios.
Di salah satu kios yang berada di dekat pintu pasar, Puan sempat berbincang dengan pemiliknya. Ia menanyakan apakah pemilik kios mendapat posisi strategis karena membayar kepada pengelola.
“Tidak (bayar), Mbak. Ini diundi (dapat posisi kios). Sekarang lebih nyaman dan bersih,” jawab pemilik kios bernama Bu Sumi.
Di kios Bu Sumi, Puan sekaligus berbelanja sayur-mayur. Ia membeli sayur seperti sawi dan kacang panjang. Puan juga berbelanja di beberapa kios maupun los pedagang lainnya sambil mengecek stok pangan di Pasar Banyumas, termasuk ayam dan daging.
Bagaimana sekarang Bu setelah pasar direhabilitasi? tanya Puan kepada pemilik kios bernama Bu Kasmirah.
Bu Kasmirah yang berjualan bumbu olahan menyatakan saat ini Pasar Banyumas sudah bersih, namun masih terasa panas. Puan lalu meminta pihak Kementerian PUPR yang mendampinginya untuk mengatasi keluhan pedagang, termasuk soal sirkulasi udara.
“Ibu dan pedagang-pedagang lain harus tetap jaga kebersihan ya,” kata Puan.
“Baik, Bu. Terima kasih sudah datang, saya senang Alhamdulillah bisa ketemu Mbak Puan. Semoga Mbak Puan lancar menjadi pemimpin,” timpal Bu Kasmirah.
Di lantai 2 pasar, Puan mengecek kios yang menjual minyak goreng. Ia menanyakan mengenai stok dan harga minyak goreng, termasuk minyak goreng bersubsidi.
Sepanjang jalan, pedagang dan pengunjung berebut menyalami Puan yang menyambut dengan hangat. Puan tidak lupa terus mengingatkan agar Pasar Banyumas dijaga dengan baik.
“Mari kita bersama-sama jaga Pasar Banyumas, dijaga kebersihannya, dijaga keamanannya, dijaga kenyamanannya supaya menjadi berkah bagi kita semua,” ucap mantan Menko PMK tersebut.
“Untuk pelaksana pembangunan, agar tetap menjalankan tanggungjawabnya di masa perawatan sesuai ketentuan yang berlaku,” tutup Puan .
Dalam kunjungan ini mbak"Puan "juga singgah di desa Pliken yang di kenal sentra produksi tempe terbesar di Banyumas Jawa tengah dan di sambut antusias warga juga simpatisan partai yang ikut hadir ingin bertemu langsung juga di sikapi dengan anggun dan sangat santun .
Dari hadirnya di aula pendopo Desa pliken, Puan juga di suguhi aneka produksi dari model tempe dan di kenalkan cara membuat dari awal sampai jadi tempe bahkan di kenalkan khas makanan mendoan asli Banyumas, besar harapan untuk para pedagang bisa di kasih keringanan harga pokok kedelai karena terlalu mahal sampe Rp 12.000 perkilonya, sampai pedagang menjerit dan mohon pertimbangan di usulkan perwakilan warga yang mengeluh mahalnya produksi tempe yang tidak sesuai dengan modal hasilnya," ungkapnya saat bersantai di aula pendopo sambil tanya jawab.
Dan pungkasnya mba Puan akan berusaha menjadi jembatan masyarakat untuk merealisasikan keperihatinan masyarakat di bawah dengan keluhan yang langsung bukan lewat media.
Editor : Hasan
Jurnalis :Hardimin/Gandul
0 Komentar