Surabaya | Jurnaljawapes - Isak tangis dan terisak, para korban pencabulan dan pemerkosaan Moch Subchi Azal Tsani (MSAT) alias Gus Bechi (42) menceritakan kejadian pilu yang dialaminya. Suara para korban tercekat, namun tekadnya bulat ingin keadilan ditegakkan.
Korban merupakan santriwati di Pondok Pesantren Siddiqiyyah Jombang. Sebanyak dua korban memberikan pengakuan menyayat hatinya. Keduanya berani mengungkap kelakuan bejat tersangka.
Tak hanya mencabuli hingga memperkosa korban, Bechi dengan bejatnya juga menyekap hingga menghajar korban. Ada pula korban yang dipaksa melakukan threesome atau hubungan seks bertiga dengan Bechi dan wanita lain.
Dikutib dari hasil wawancara media CNN Indonesia TV pada bulan Maret 2020 yang lalu. Korban (pertama..red) mengaku menjalin hubungan asmara dengan Bechi. Hubungan mereka berjalan selama hampir 5 tahun. Pada 2012, saat usianya baru 15 tahun, ia mengaku dicabuli untuk yang pertama kalinya. Bahkan, korban ini sempat diajak berhubungan badan bertiga atau threesome.
Empat tahun saat menjalani hubungan, korban hendak melepaskan diri dari Gus Bechi. Namun, dia justru mendapatkan ancaman dan dihajar oleh pelaku. Korban terus mendapatkan pemaksaan.
"Tadinya saya itu sudah dibuka paksa, semuanya disuruh buka. Aku bilang enggak mau, dia bilang sudah-sudah, tahu itu saya sampai nangis awalnya. Terus habis itu saya minta putus, enggak bisa sudah lama-lama ya sudah saya mau enggak mau di situ terus akhirnya," kata korban pertama.
"Dia suka bawa-bawa keluarga terus katanya seolah-olah kayak dia itu punya ilmu. Sampai tangan dua menggenggam dan bilang 'Jenenge wong tuamu iku tak cekel iki iso tak apa ya', saya lupa kata-katanya, intinya itu kayak kalau dia meremas itu hancur gitu," lanjutnya.
Korban kemudian mengaku dipaksa untuk menuruti nafsu Gus Bechi. Dia diajak tidur di sebuah hotel, kemudian di sana Bechi mengajak berhubungan badan bertiga atau 'threesome'. Korban sempat menolak. Tetapi Gus Bechi langsung mengancam korban.
"Dia bilang 'Koen yo, ayo pengen tak anu maneh tak ajar maneh,' gitu. Ya sudah saya mau nggak mau ya sudah saya gitu main bertiga. Di situ sudah mulai nangis, saya nangis," tuturnya.
Usai kejadian, korban mencoba mencari perlindungan. Korban pertama jatuh hati pada salah seorang santri di pondok pesantren itu. Dia kemudian meminta bantuan kepada santri tersebut agar membantunya lepas dari Gus Bechi.
Sialnya, upaya tersebut diketahui Gus Bechi. Ia mengaku dijemput paksa oleh orang suruhan Gus Bechi dan dibawa ke sebuah tempat yang disebut Puri. Di Puri, Gus Bechi menghajar korban.
"Saya diseret ke dalam langsung saya ditendang dipukulin lagi, sampai saya itu kan di Cokro banyak jendela-jendela gitu saya hampir mau jatuh ke bawah tapi ditahan sama dia. Saya dua kali hampir jatuh dari jendela itu. Terus habis itu saya dibuat suruh buka baju," ungkapnya.
"Dia bawa tempat sampah sudah di tangan sudah di atas ini. Langsung dilempar itu tempat sampah," ujarnya. Bejatnya lagi, usai dihajar, korban 2 diperkosa.
Korban kemudian berhasil meloloskan diri dari Puri. Dia kemudian pergi jauh dari pesantren tersebut. Korban berharap Gus Bechi diadili dengan hukuman maksimal.
"Saya tidak terima dengan perbuatan asusila yang sudah diperbuat Gus Bechi kepada saya dan teman-teman saya, dan saya ingin Gus Bechi dihukum seberat-beratnya sesuai dengan hukuman negara Indonesia," ujarnya.
Pengakuan korban kedua tak kalah menyayat hati
Sementara korban kedua mengaku kejadian pemerkosaan itu terjadi pada tahun 2017. Dia merasa miris karena niatnya untuk menuntut ilmu harus berujung dengan perlakuan kekerasan seksual.
"Kejadian terus terulang. Saya merasa miris sekolah yang selama ini diidam-idamkan, niat mencari ilmu dari jauh datang. Ternyata sampai sana diperlakukan seperti itu," kata korban kedua.
"Saya ada rasa tidak terima, ya Allah beri jalan ya Allah," ungkapnya.
Kejadian ini terjadi pada tahun 2017. Saat itu, tersangka mengaku memiliki ilmu metafakta yang diklaim tak bisa dijelaskan dengan nalar. Melalui dalih ilmu metafakta, tersangka memaksa korban untuk terus melepaskan pakaiannya meskipun sudah ditolak berulang kali.
"Di kegiatan itu memakai ilmu metafakta mereka mengistilahkannya. Metafakta itu katanya tidak bisa dijelaskan menggunakan akal. Jadi saya harus melepaskan pakaian," ungkapnya.
Meskipun sudah ditolak berulang kali, akhirnya tersangka bisa melepaskan pakaian korban dan melakukan aksi bejatnya itu. Aksi bejat ini terjadi dua kali. Karena merasa sangat tertekan, akhirnya korban melaporkan kronologi kejadian tersebut kepada pimpinan pesantren.
Setelah melalui drama yang begitu panjang. DPO pencabulan Gus Bechi menyerahkan diri. Sebelumnya, ratusan polisi melakukan aksi jemput paksa dengan menduduki wilayah ponpes selama 18 jam. Saat ini, Bechi telah mendekam di balik jeruji besi Rutan Klas I Surabaya atau Rutan Medaeng. Bechi tengah menanti persidangan.
Editor : Hasan
Jurnalis : HAMIM
0 Komentar