[Pagelaran Seni Budaya Lapangan Bong Mancilan Kel.Pohjentrek Kec Purworejo Kota Pasuruan] |
Pasuruan | Jurnaljawapes - Bagi sebagian besar orang yang awam dengan ilmu sejarah, beranggapan bahwa sejarah hanya sekedar catatan peristiwa masa lalu dan tak berkaitan dengan kehidupan zaman modern atau lebih tepatnya era globalisasi. Lebih parahnya, sejarah dianggap sudah tak relevan di era globalisasi ini. Padahal, sejarah juga menjadi satu dari sekian banyak hal yang mempengaruhi globalisasi. Karena itu kami para generasi muda yang tergabung dalam wadah Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) M-Bara (Membangun Bersama Masyarakat) akan menggelar acara dengan tajuk 'Nguri-nguri Budaya' yang akan di selenggarakan pada tanggal 30-07 Agustus 2022. Acara tersebut sekaligus dalam rangka memperingati hari kemerdekaan republik Indonesia ke 77. Adapun pagelaran seni budaya akan di gelar di lapangan Bong Mancilan - Pohjentrek, kecamatan Purworejo, kota Pasuruan. Ketua DPP LSM M-Bara, Saiful Arif, mengatakan bahwa sejarah dan budaya kita ini bukan lah sebuah hafalan semata, tetapi agar supaya bisa menjadi suatu yang sangat berharga dan membekas bagi para generasi muda mudi kita sehingga dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan akan budaya yang ada secara umum kota Pasuruan dan khususnya di dusun Mancilan. "Sejarah dan budaya kita ini merupakan catatan kejadian yang terjadi di masa lampau, namun sejarah juga menjadi suatu yang sangat berharga dan membekas karena dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan," ungkapnya ke wartawan jurnaljawapes.com, Minggu (17/07/2022) pagi. Ia menambahkan, dan untuk kita pahami bahwa wawasan dan pengetahuan yang terjadi dan di catat pada masa lampau merupakan gambaran bahwa agar dapat menjadi pembelajaran dari peradaban budaya dan seni di masa lampau bagi kita (regenerasi) yang akan datang. Lebih lanjut, Saiful berpesan, bahwa wawasan sifatnya aplikatif dalam kehidupan manusia. Contohnya sejarah pergerakan nasional yang memberikan pelajaran budi luhur mengenai identitas sejati Indonesia yang berani dan suci. Seirama, Sekjen DPP M-Bara, Modrek Maulana juga menyampaikan, tak hanya itu, sejarah dan budaya yang kita miliki ini juga menjadi pengingat bagi setiap individu mengenai identitas. Identitas yang dimaksud disini sama seperti yang sudah disebut diatas, sehingga perlu ada upaya-upaya yang terus dilakukan dalam menanggulangi derasnya budaya asing yang masuk negara kita dan sangat mengkhawatirkan bagi Indonesia karena dapat mengikis dan lebih parahnya dapat melunturkan kebudayaan yang ada di indonesia terlebih pada umumnya di kota Pasuruan. Sehingga bersama rekan - rekan generasi muda mudi di kampung Mancilan ini kami bersama-sama berusaha agar untuk mempertahankan kearifan lokal akan seni dan budaya yang kami miliki dan kita perkenalkan kepada masyarakat luas bahwa di era globalisasi tetap ada. "Kami yakin dan percaya, bahwa globalisasi memiliki dampak banyak positif dan negatif, dari sekian banyak dampak negatif yang akan terjadi adalah terkikisnya nilai luhur budaya kita. Akan hal ini memang tak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi hal ini dapat kita mulai sejak sekarang melalui suguhan-suguhan pagelaran yang kami buat bertajuk 'Nguri-uri Budaya' sebagai guru sejarah kita," Pungkasnya. Tak cukup disini, semoga kedepannya nanti usai kami gelar acara Nguri-Uri Budaya di Bong Mancilan ini dapat membangkitkan jiwa seni dan budaya masyarakat sekaligus untuk dapat menggali potensi kebudayaan dan seni yang ada di kota Pasuruan. Editor : Hasan Jurnalis : Rachmat |
kali berita ini telah dibaca
0 Komentar