[Foto: SMPN 20 Gresik Tampak dari depan]
Gresik | Jurnaljawapes.com -
SMPN 20 yang beralamat di Jl Mayjend Sungkono No 01 Desa Sekarkurung Kebomas Gresik, diduga melakukan pungli dengan memungut biaya atribut tahun ajaran 2023 - 2024 hingga ratusan ribu rupiah, yang sebelumnya dari pihak sekolah mengatakan akan di gratiskan atau dengan cara di angsur bagi siswa yang kurang mampu dan yatim.
Kejadian bermula saat awak media mendapatkan aduan dari wali murid yang resah terkait adanya pungli atribut sekolah serta tidak memberikan rincian dan kwitansi.
Mirisnya lagi menurut keterangan wali murid mendapatkan informasi dari anaknya bahwasanya waktu melaksanakan upacara bendera, beberapa murid yang tidak memakai atribut dihukum.
Salah satu wali murid yang tidak mau disebut namanya Saat di konfirmasi oleh wartawan mengatakan, "untuk pembelian atribut ini pihak sekolah tidak mau memberikan rincian harga, dan mengaku takut viral karena ada LSM disekitaran sekolah," ungkapnya.
Saat di tanya awak media berapa besar pungutan itu, dan di bayarkan kepada siapa dia mengatakan untuk siswa laki-laki sebesar Rp 500.000, untuk siswa perempuan sebesar Rp 550.000. Dan untuk pembayarannya melalui rekening yang jelas nomor dan penerimanya, sambil memperlihatkan bukti nomor rekening penerima.
Dengan adanya aduan ini, awak media yang tergabung di dalam grup PJI Gresik, bertindak cepat untuk melakukan konfirmasi terhadap pihak sekolah agar mendapatkan berita yang berimbang, Senin (21/08/2023).
Kepala Sekolah Djoemadi, saat di konfirmasi membantah adanya aduan dari wali murid terkait adanya pungutan liar tersebut, dan jawaban dari kepala sekolah terkesan muter - muter layaknya tong setan pasar malam, bahkan dia menghadirkan dua siswa yang terlihat ketakutan.
Sementara itu, Sesaat setelah meninggalkan lokasi salah satu awak media mendapatkan telpon dari N yang merupakan ketua dari salah satu LSM di Gresik yang seakan - akan jadi backing dari sekolah tersebut.
Dalam pembicaraan via telpon tersebut dengan jelas dan gamblang, pihak oknum LSM meminta kepada awak media agar jangan sampai berita tersebut mencuat ke permukaan, dengan alasan anaknya ada di sekolah itu, bahkan hingga menawarkan beberapa kesepakatan.
(Aku njaluk tulung ojok di unggahno beritane, mengko tak wenehi aku duwe data lagi, tapi sing kunu ojo di ubek-ubek, mergo anakku ono ning kunu, moso gak nyawang aku rek)
"Saya minta tolong, jangan di naikkan beritanya, nanti tak kasih, saya punya data lagi, tapi untuk yang situ (SMPN 20) jangan di ubek - ubek (obok - obok), karena anakku ada di situ masa gak lihat saya rek," ujarnya.
Dengan adanya pernyataan yang panjang dari oknum LSM tersebut, lebih - lebih dia adalah ketua dari LSM ternama di Gresik, tentu ini bukan hal yang diharapkan dari cara kerja LSM yang tidak sesuai dengan fungsi kontrol sosialnya, yang terkesan membackingi pihak sekolah yang melakukan pungli yang jelas - jelas menyalahi aturan dan undang -undang.
Editor : Hasan
Jurnalis : Yan/ul
kali berita ini telah dibaca
0 Komentar