[Foto: Gus Sukoiri dan Gus Imm ngaji bareng di Mushola Al - Abror Pojok Pelita Cerme Kidul]
Gresik | Jurnaljawapes.com -
Dalam rangka untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H. Warga Dusun Pojok Pelita RW 07 Desa Cerme Kidul gelar giat Ngaji Bareng Bersama Gus Imam Mahmudi (Gus Imm Perahu Kanjeng Mojokerto) Dan Gus M Sukoiri (Pendiri Wong Bodho Menganti) di halaman Musholla Al - Abror. Sabtu (08/10/2023)
Dengan di hadiri Sekcam Cerme Masrifah, Kapolsek Cerme , Kepala Desa Cerme Kidul Wahyudi Permana beserta perangkat, Ketua BPD Beserta anggota, H Moh Iksan, Adi Fitrian selaku Tokoh Masyarakat, Ketua Takmir Al Abror, RT/ RW se Desa Cerme Kidul, dan seluruh warga Pojok pelita dan sekitar.
Acara yang di awali dengan sholawat bersama dari ibu-ibu PKK Pojok Pelita dengan di iringi Tim Hadrah Al - Amani dari Remas Al - Abror berjalan dengan khusuk dan khidmat.
Ketua Panitia Sugito dalam sambutan nya mengucapkan terimakasih kepada semua masyarakat pojok pelita khusus nya dan berharap agar kedepan juga bisa mengadakan ngaji bareng lagi, karena selain bisa meningkatkan nilai keimanan, gelar ngaji bareng ini juga menjadi ajang silaturahmi antar warga.
"Terkait tujuan dari kegiatan ini pertama ini merupakan bentuk penghormatan kepada Rasulullah. Yang kedua kita membangun ukhuwah islamiah yang ada di Dusun Pojok Pelita." ujarnya.
Acara di lanjutkan dengan Mauidhoh hasanah oleh Gus Sukoiri dan Gus Imm, dalam tausyiah nya Gus Sukoiri berpesan kepada jemaah yang hadir di Mushola Al Abror, agar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW senantiasa menjadi bahan renungan bagi kita semua, terutama bagi para semua hadirin supaya dapat menebar kebaikan.
"Seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW, yakni melakukan kebaikan dan meneladani akhlak nabi dan juga dengan mengadakan sholawat bersama ini adalah salah satu upaya untuk meningkatkan nilai keimanan , ketaqwaan dan kecintaan umat islam kepada Nabi Muhammad SAW, " pesan nya.
Untuk di ketahui Gus Sukoiri dan Gus Imm dikenal luas mempunyai gerakan dakwah yang khas. Di antaranya, menggunakan media kesenian dan kesusastraan. Meski berbeda tempat, keduanya sama-sama berlatar belakang pesantren, tapi kerap
dianggap khalayak lintas usia sebagai kiai plus budayawan.
Gus Sukoiri dan Gus Imm adalah contoh ulama yang menyikapi keberagaman di antara masyarakat Indonesia sebagai anugerah Tuhan. Karena itu, narasi Islam disampaikan keduanya ke khalayak secara ramah, bukan marah-marah. Merangkul, bukan memukul. (Yan/ul)
View
0 Komentar