Laporan Kegiatan In House Training Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di RSUD Sumberglagah, Mojokerto

[Foto : Peserta Pelatihan In House Training Pencegahan Dan Pengendalian RSUD Sumberglagah Mojokerto]
Mojokerto | Jurnaljawapes.com — Dalam semangat menjaga lingkungan rumah sakit yang aman dan bebas dari risiko penularan infeksi, RSUD Sumberglagah menggelar pelatihan In House Training Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) selama dua hari, yakni pada 11-12 November 2024.

Kegiatan yang dipenuhi antusiasme ini mengusung tema "Strategi Penatalaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)" sebagai langkah preventif dalam menciptakan rumah sakit yang bersih dan sehat bagi pasien, tenaga medis, dan pengunjung.

Hari kedua pelatihan yang jatuh pada Rabu pagi dibuka dengan suasana penuh semarak. Para peserta terlihat bersemangat memasuki aula pelatihan, siap menyerap berbagai ilmu yang akan dibagikan oleh para ahli.

Sebagai bagian dari komitmen kuat untuk menjaga standar kesehatan, tim Infection Prevention and Control Nurse (IPCN) RSUD Sumberglagah menyiapkan rangkaian materi yang komprehensif dan relevan dengan tantangan pengendalian infeksi saat ini. Pelatihan ini dipimpin oleh ketua pelaksana, Roni Susanto, dan sekretaris, Nurul Hidayatul, yang bekerja sama untuk menyajikan materi edukatif dan interaktif guna meningkatkan kompetensi peserta.

Selama dua hari, pelatihan ini mengupas berbagai aspek penting yang berperan dalam mengendalikan risiko infeksi di lingkungan rumah sakit. Beberapa materi utama yang disampaikan meliputi: kebijakan Kementerian Kesehatan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit, konsep dasar healthcare-associated infections (HAIs) serta program PPI, dan pentingnya praktik kebersihan tangan (hand hygiene) sebagai langkah dasar dalam mengurangi penularan mikroorganisme berbahaya.

Peserta juga mendapatkan pembekalan tentang kewaspadaan isolasi, penggunaan antimikroba yang bijak, dan surveilans HAIs yang bertujuan untuk memantau dan mencegah penyebaran infeksi di rumah sakit.

Selain itu, ada sesi edukasi tentang etika batuk yang berperan penting dalam mencegah penyebaran penyakit melalui udara, serta perlindungan kesehatan bagi tenaga medis yang bertugas.

Pada puncak pelatihan, peserta diperkenalkan pada materi penting mengenai konsep dasar penyakit infeksi, metode penempatan pasien yang aman, proses dekontaminasi pasien, serta pengelolaan lingkungan rumah sakit agar tetap steril dan higienis.

Rangkaian materi ini diharapkan mampu memberikan wawasan mendalam kepada para tenaga medis tentang upaya pencegahan dan pengendalian infeksi yang lebih efektif.

Puncak acara pelatihan di hari kedua ini semakin semarak dengan kehadiran narasumber utama, Mohammad Taufik, yang dikenal sebagai ahli dalam bidang pencegahan infeksi rumah sakit.

Dalam sesi utamanya, Taufik menyampaikan pesan yang menginspirasi mengenai pentingnya penerapan PPI di lingkungan rumah sakit ,"PPI bukan sekadar prosedur teknis, melainkan bentuk nyata dari cinta dan kepedulian kita kepada sesama. Dengan penerapan PPI yang tepat, kita tidak hanya melindungi pasien tetapi juga diri kita sendiri dan keluarga pasien yang berkunjung," ungkap Taufik.

Taufik juga menekankan bahwa keempat pilar dalam PPI yaitu manajemen infeksi, penempatan pasien, dekontaminasi, dan pengelolaan lingkungan adalah kunci keberhasilan dalam menciptakan rumah sakit yang aman dan steril.

Manajemen infeksi, sebagai pilar pertama, membantu memastikan bahwa setiap langkah penanganan medis dilakukan dengan meminimalkan risiko kontaminasi silang.

Penempatan pasien yang sesuai standar bertujuan agar pasien dengan risiko penularan infeksi tidak menjadi sumber penyebaran bagi pasien lain atau petugas kesehatan.

Dekontaminasi pasien, yang merupakan pilar ketiga, menjadi aspek penting untuk memastikan bahwa pasien tidak membawa atau meninggalkan mikroorganisme berbahaya selama perawatan di rumah sakit.

Sementara itu, pengelolaan lingkungan yang meliputi pemeliharaan kebersihan dan sterilisasi area perawatan menjadi fondasi bagi terciptanya lingkungan yang aman dan sehat bagi semua pihak.

Pelatihan ini tidak hanya mencakup teori, tetapi juga memberikan kesempatan bagi peserta untuk berdiskusi, berbagi pengalaman, dan mempraktikkan langsung beberapa langkah PPI di lingkungan simulasi.

Dengan pendekatan interaktif ini, para peserta diharapkan mampu lebih memahami dan mengaplikasikan konsep-konsep PPI dengan baik di lingkungan kerja mereka sehari-hari.

Roni Susanto, selaku ketua pelaksana dalam pelatihan ini, menyampaikan apresiasinya atas partisipasi aktif semua peserta dan komitmen kuat RSUD Sumberglagah untuk menerapkan standar PPI yang tinggi.

"Melalui pelatihan ini, kami ingin membekali tenaga medis dengan pengetahuan dan keterampilan terbaik dalam mengendalikan risiko infeksi. RSUD Sumberglagah berkomitmen untuk terus menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi pasien dan seluruh pihak yang terlibat dalam proses pelayanan kesehatan,"ujar Roni.

Dengan selesainya pelatihan ini, diharapkan para tenaga kesehatan RSUD Sumberglagah dapat mengimplementasikan langkah-langkah PPI secara konsisten dan disiplin dalam keseharian.

Semangat untuk menjaga lingkungan rumah sakit yang sehat dan aman kini semakin mengakar kuat dalam diri setiap peserta pelatihan, membentuk pondasi kokoh dalam upaya mewujudkan RSUD Sumberglagah sebagai rumah sakit yang bebas infeksi.

(Redaksi/Humas)

Baca Juga

kali berita ini telah dibaca

Posting Komentar

0 Komentar

Pujo Asmoro

Pimprus Media Jurnal Jawapes. WA: 082234252450

Countact Pengaduan