Fenomena Awan Pusaran di Gunung Penanggungan: Peringatan atau Keajaiban Alam?

[Foto Istimewa Pendengar SS : Awan Lentikulari Yang Terlihat Di Gunung Penanggungan Mojokerto]
Surabaya | Jurnaljawapes.com -  Fenomena awan berbentuk pusaran yang terlihat di sekitar Gunung Penanggungan, Mojokerto, pada Rabu (08/01/2025) sore, menjadi perhatian publik, terutama para pendengar Radio Suara Surabaya (SS).

Di lansir dari Radio Suara Surabaya ,foto-foto dan video yang beredar menunjukkan awan tersebut terlihat seperti piring terbang atau tornado, yang memicu kekhawatiran di kalangan warga setempat tentang kemungkinan cuaca buruk yang dapat menyertainya.

Fenomena tersebut terjadi di wilayah yang mencakup Kecamatan Mojosari, Mojokerto, hingga dekat Alun-Alun Sidoarjo. Beberapa pendengar SS mengungkapkan ketakutan mereka, dengan salah seorang pendengar, Faris Dwi, yang mengungkapkan keprihatinan akan potensi bencana alam, sementara pendengar lainnya, Nyoman, menyebut fenomena tersebut terlihat menyeramkan, seperti gerbang menuju dunia lain.

Menanggapi kekhawatiran tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan yang lebih menenangkan. Taufik Hermawan, Kepala BMKG Juanda, mengonfirmasikan bahwa awan yang terlihat berbentuk pusaran itu adalah awan lentikulari, yang merupakan fenomena atmosfer biasa yang sering terjadi di daerah pegunungan.

Awan lentikulari dikenal karena bentuknya yang mirip dengan piring terbang dan muncul di lapisan atmosfer yang lebih tinggi, seringkali terkait dengan pergerakan udara di sekitar pegunungan.

Taufik menjelaskan lebih lanjut bahwa meskipun awan ini tidak menandakan adanya bencana alam seperti angin kencang atau hujan deras, fenomena ini dapat berbahaya bagi aktivitas penerbangan.

"Awan lentikulari dapat menyebabkan turbulensi yang berpotensi membahayakan pesawat terbang. Oleh karena itu, BMKG menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap fenomena ini dalam konteks penerbangan, meskipun untuk aktivitas sehari-hari, masyarakat tidak perlu khawatir,"lanjut nya.

Fenomena awan lentikulari ini sering terjadi selama musim kemarau, ketika kondisi atmosfer mendukung pembentukan awan jenis ini. Taufik juga menjelaskan bahwa awan lentikulari tergolong dalam kategori awan menengah, dan meskipun unik, fenomena ini tidak termasuk dalam kategori awan cumulonimbus yang sering terkait dengan cuaca buruk seperti hujan lebat atau petir.

Masyarakat di sekitar daerah yang mengalami fenomena ini diimbau untuk tetap tenang dan tidak panik, karena fenomena ini bersifat alami dan tidak berbahaya bagi kehidupan sehari-hari, meskipun tetap perlu diperhatikan dalam konteks penerbangan.

(Redaksi)

Baca Juga

View

Posting Komentar

0 Komentar

Pujo Asmoro

Pimprus Media Jurnal Jawapes. WA: 082234252450

Countact Pengaduan