Krisis Petani Dusun Mengeng Akibat Proyek GITET 500 kV: Sawah Tergerus, Irigasi Hilang

[Foto : Hasan Petani Dan Wahit Ketua Paguyuban Pemuda Mengeng Krajan]
Pasuruan | Jurnaljawapes.com – Proyek pembangunan Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) berkapasitas 500 kV di Dusun Mengeng Selatan, Desa Kenduruan, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, menuai polemik serius. Warga, khususnya para petani, merasa proyek ini telah mencekik kehidupan mereka, baik secara ekonomi maupun sosial.

Dampak yang paling dirasakan adalah hilangnya suplai air irigasi akibat aktivitas pengurugan proyek. Tanaman yang bergantung pada sistem irigasi mulai mengering, sementara sawah dan ladang yang menjadi sumber penghidupan warga terkubur tanah urug proyek. Akibatnya, sebagian besar petani kini gagal panen, bahkan ada yang sudah dua musim tak bisa menanami lahan mereka.

Hasan (34), salah satu pemilik lahan persawahan di dekat proyek GITET, mengungkapkan kekecewaannya. “Lahan pertanian kami tertimbun tanah urug. Kami dijanjikan kompensasi oleh Pak Ardi, pelaksana proyek, tapi hingga kini belum ada realisasi. Begitu juga dengan janji Pak Soleh, pengawas proyek sekaligus anggota BPD Desa Kenduruan, yang katanya akan meratakan lahan kami, tapi nyatanya sawah malah makin tandus,” ungkapnya pada 15 Februari 2025.

Tak hanya kehilangan sumber air, para petani juga khawatir akses mereka menuju lahan pertanian akan tertutup sepenuhnya setelah proyek ini selesai. Samsuri (77), salah satu petani terdampak, menyatakan keresahannya. “Saat ini kami masih bisa lewat jalur proyek GITET, tapi nanti jika pagar sudah berdiri, kami kehilangan akses total ke sawah dan kebun kami,” keluhnya.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Kenduruan belum bisa dihubungi untuk memberikan klarifikasi. Namun, Ketua Ormas Jawapes DPD Jatim, Kuwat Slamet, yang mendampingi warga Dusun Mengeng Selatan menyampaikan, bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan paguyuban warga dan akan mengadakan pertemuan pada 19 Februari 2025 di Balai Desa Kenduruan. Pertemuan ini akan melibatkan Kepala Desa, Ketua BPD, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Site Manager Proyek GITET 500 kV, Forkopimcam Sukorejo (Camat, Kapolsek, Danramil), serta Manajer PT PLN Persero selaku penanggung jawab proyek.

“Pertemuan ini bertujuan untuk memastikan aspirasi warga tersampaikan, sekaligus mencari solusi konkret atas permasalahan yang sudah berlarut-larut ini,” tegas Kuwat Slamet.

Warga berharap pertemuan tersebut menghasilkan kepastian terkait kompensasi yang dijanjikan, solusi irigasi yang hilang, serta kejelasan akses jalan ke lahan pertanian mereka. Jika tidak, polemik ini berpotensi memicu konflik lebih luas antara warga dengan pihak proyek.

(Jurnalis: Hamim)

Baca Juga

View

Posting Komentar

0 Komentar

Pujo Asmoro

Pimprus Media Jurnal Jawapes. WA: 082234252450

Countact Pengaduan