 |
| [Foto : Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani Di Dampingi Wabup Gresik dr Asluchul Alif Saat Mengunjungi Dapur Umum Di Desa Kedungrukem Benjeng] |
Langkah ini menjadi bagian dari komitmen Pemkab Gresik dalam mengurangi risiko banjir di wilayah rawan, terutama Kecamatan Balongpanggang dan Benjeng. Bupati Yani menegaskan bahwa pembangunan kolam ini telah masuk dalam perencanaan tahun ini, dengan lokasi yang sudah ditentukan berdasarkan titik terendah untuk menampung air secara maksimal.
“Saat ini hanya tinggal menunggu proses pembebasan lahan. Kami berharap kolam ini tidak hanya membantu pengendalian banjir, tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk irigasi pertanian dan penyediaan air bersih,” ujar Bupati Yani.Sabtu (01/03/2025).
Air dari kolam retensi ini nantinya bisa menjadi sumber air baku untuk PDAM melalui proses pengolahan di waste treatment plant. Hal ini menjadi solusi bagi warga Balongpanggang yang selama ini mengandalkan air tadah hujan.
Untuk merealisasikan proyek ini, Pemkab Gresik menyiapkan anggaran sebesar Rp5 miliar. Pembangunan di Balongpanggang lebih menantang dibandingkan di Cerme karena harus melalui proses pembebasan lahan. Oleh karena itu, pemerintah daerah berkolaborasi dengan DPRD Jawa Timur untuk mendapatkan dukungan anggaran tambahan dari APBD provinsi.
“Kami sudah berkomunikasi dengan Bappeda Provinsi Jawa Timur. Mudah-mudahan kolam ini bisa segera terealisasi sehingga mengurangi dampak banjir, terutama saat bulan Ramadan nanti,” tambah Bupati Yani.
Pernyataan ini disampaikan saat Bupati Yani mengunjungi dapur umum untuk warga terdampak banjir di Balai Desa Kedungrukem, Kecamatan Benjeng. Turut hadir Wakil Bupati Gresik Asluchul Alif, Sekda Gresik, sejumlah pimpinan OPD, anggota DPRD Gresik, Forkopimcam, Ketua AKD Benjeng, relawan Tagana, serta tokoh masyarakat setempat.
(Yan/ul)
View
Redaksi Media jurnal Jawapes Surabaya. 
0 Komentar