![]() |
[Foto : Kondisi Kereta Api Jenggala Usai Tertemper Truk trailer] |
Insiden nahas tersebut berlangsung di petak jalan antara Stasiun Indro (Ido) dan Stasiun Kandangan (Kda), tepatnya di Jalur Perlintasan Langsung (JPL) 11 KM 7+600/700. Lokasi ini diketahui sebagai perlintasan tidak resmi yang tidak dilengkapi dengan palang pintu maupun petugas jaga.
Kereta Api 470 (CL Jenggala) yang tengah melaju dari Stasiun Indro menuju Stasiun Surabaya Pasarturi tertemper truk trailer bernomor polisi W-8708-US yang dikemudikan oleh Majuri, warga Kecamatan Pucuk, Kabupaten Lamongan. Truk tersebut sedang melintas di rel saat kereta datang dan tidak sempat menghindar.
Kecelakaan ini menyebabkan kerusakan parah pada bagian depan lokomotif kereta. Warga sekitar, Hendi, menyebut suara benturan terdengar sangat keras dan menyebabkan kepanikan. “Kereta ringsek cukup parah, tadi saya lihat ada dua orang yang dibawa ke rumah sakit. Katanya masinis sampai tergencet,” ujarnya.
Berdasarkan keterangan pihak kepolisian, sopir truk mengaku tidak mendengar klakson dan tidak melihat kedatangan kereta, yang akhirnya menyebabkan tabrakan tak terhindarkan.
Dua orang menjadi korban dalam kecelakaan ini. Masinis bernama Purwo Pranoto mengalami luka serius berupa pendarahan organ dalam dan saat ini dirawat intensif di RS Semen Gresik. Sementara Asisten Masinis (Asmas) bernama Abdillah Ramdan menderita luka berat dan dikabarkan meninggal dunia saat menjalani perawatan medis.
Akibat kejadian ini, perjalanan KA Jenggala mengalami gangguan operasional dan menyebabkan keterlambatan perjalanan sejumlah jadwal kereta lainnya. Pihak kepolisian bersama petugas PT KAI masih melakukan investigasi untuk memastikan penyebab pasti kecelakaan, serta mengevaluasi keselamatan di perlintasan sebidang yang tidak dijaga tersebut.
Kejadian ini kembali menyoroti pentingnya pengamanan di perlintasan kereta api, khususnya yang tidak resmi dan minim fasilitas keselamatan.
(Yan/ul)
View
0 Komentar