Tradisi Sedekah Bumi di Gedangkulut Simbol Syukur, Ketahanan pangan dan Harapan Masa Depan



[Foto : Kepala Desa Gedangkulut Saat Memberikan Sambutan di Sedekah Bumi Dusun Gedangkulut]
Gresik | Jurnaljawapes.com – Di tengah arus modernisasi yang cepat, Desa Gedangkulut, Kecamatan Cerme, Gresik tetap memegang erat warisan budaya leluhur. Tradisi Sedekah Bumi kembali digelar secara meriah dan sakral oleh warga tiga dusun: Gedangkulut, Sawahan, dan Jenggolok. Acara ini menjadi momentum reflektif sekaligus harapan untuk keberkahan alam dan kemakmuran desa.

Dipimpin langsung oleh Kepala Desa H. Much Sya’roni, Sedekah Bumi dihadiri oleh Forkopimcam Cerme: Camat Cerme Umar Hasyim, Danramil Cerme Lettu Inf Toyib, Kapolsek Cerme Iptu Andik Asworo, dan Sekcam Cerme Musrifah. Ratusan warga tumpah ruah dalam kebersamaan, menunjukkan kekuatan sosial dan kultural yang kokoh.

Dalam sambutannya, H. Much Sya’roni menegaskan pentingnya menjaga kekompakan warga. “Gedangkulut adalah desa petani yang tangguh. Waduk yang sudah ada merupakan anugerah besar, tinggal bagaimana kita rawat dan manfaatkan bersama untuk pengairan yang berkelanjutan. Insya Allah, Allah akan limpahkan hujan yang lebat dan membawa barokah," ujarnya.Minggu (13/04/2024)

Camat Cerme Umar Hasyim turut mengapresiasi semangat masyarakat Gedangkulut. Menurutnya, Sedekah Bumi bukan hanya warisan budaya, tetapi bagian dari kekuatan ketahanan sosial dan pangan desa. “Waduk itu adalah aset strategis. Masyarakat harus tahu fungsinya, merawatnya, dan menjaga sinergi dengan pemerintah. Kami juga terus dorong percepatan PDAM dan perbaikan infrastruktur jalan sebagai bentuk komitmen membangun desa,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya komunikasi aktif masyarakat dengan Pemdes. “Program Presiden Prabowo tentang ketahanan pangan tak bisa berjalan tanpa peran desa. Gedangkulut harus jadi contoh desa yang guyub, produktif, dan visioner.”tutupnya.

Sebagai penutup, seluruh hadirin larut dalam kekhusyukan doa dan tahlil yang dipimpin oleh Kesra Desa Gedangkulut, Bapak Sutaji. Suasana haru dan penuh penghayatan menyelimuti akhir acara, menegaskan bahwa Sedekah Bumi bukan sekadar tradisi, melainkan bentuk spiritualitas kolektif yang menyatukan hati masyarakat.

Dan sebagai puncak acara sedekah bumi Dusun Gedangkulut turut menghadirkan Pagelaran wayang kulit bersama Ki Dalang Puguh Prasetyo dari Gresik.

Tradisi Sedekah Bumi ini menjadi bukti bahwa pembangunan bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga bagaimana budaya, kebersamaan, dan rasa syukur dijadikan pondasi untuk melangkah maju. Gedangkulut hari ini sedang menulis kisahnya sendiri kisah desa yang kuat karena akarnya, dan besar karena mimpinya.


(ul) 

Baca Juga

View

Posting Komentar

0 Komentar

Pujo Asmoro

Pimprus Media Jurnal Jawapes. WA: 082234252450

Countact Pengaduan